LAPORAN LARUTAN ASAM BASA
MENENTUKAN LARUTAN ASAM DAN BASA, PERBEDAAN CAMPURAN
HOMOGEN DAN HETEROGEN, KONSENTRASI LARUTAN, DAN PERUBAHAN MATERI
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Materi berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan
menjadi zat padat, cair dan gas. Contoh zat padat adalah beberapa jenis logam,
seperti besi, emas dan seng. Air, minyak goreng, dan bensin merupakan contoh
wujud cair. Contoh zat berwujud gas adalah udara, asap dan uap air. Asap rokok merupakan salah satu contoh gas
yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh wujud zat yang
sederhana dan mudah dipahami adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, maka
es tersebut dikatakan dalam wujud padat. Tetapi, ketika dipanaskan es tersebut akan berubah kembali
menjadi air. Hal inilah yang dikatakan sebagai perubahan materi.
Perubahan materi dapat terjadi secara
kimia maupun fisika. Perubahan materi dapat dipelajari berdasarkan prosesnya
atau mekanismenya. Perubahan
materi dapat dikaji dari perubahan sifat-sifat sebelum dan sesudah mengalami
perubahan. Perubahan materi merupakan gejala alam yang perlu dipahami agar
dapat dilakukan perubahan kearah yang menguntungkan, sedangkan perubahan materi
kearah yang merugikan dapat dicegah sedini mungkin. Contoh, logam besi jika
dibiarkan akan berubah menjadi karat. Perubahan ini jelas merugikan, sebab
karat besi tidak bermanfaat dibandingkan besi murninya.
Materi dapat dibedakan menjadi materi
tunggal dan materi campuran. Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua
zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Campuran dibedakan
menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Contoh beberapa
campuran yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari adalah susu
cokelat, air sungai, udara, batuan, garam beriodium dan paduan logam. Kamu
mungkin sering menggunakan berbagai jenis campuran, misalnya ketika memasak,
membuat teh manis atau kopi. Larutan asam, basa dan garam banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak jenis makanan atau minuman yang memiliki sifat
asam, basa atau garam. Namun, belum diketahui cara menentukan sifat larutan
tersebut.
Berdasarkan uraian
di atas, maka perlu tersebut sehingga dilakukan percobaan tentang klasifikasi
materi dan perubahannya untuk mengetahui perbedaan campuran homogen dan
heterogen, untuk mengetahui cara membedakan larutan asam dan basa, untuk mengetahui
jenis-jenis perubahan wujud zat dan untuk mengetahui konsentrasi dari suatu
larutan.
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan percobaan klasifikasi materi dan
perubahannya adalah sebagai berikut :
a.
Untuk
mengetahui perbedaan campuran homogen dan campuran heterogen.
b.
Untuk
mengetahui cara membedakan larutan asam dan basa.
c.
Untuk
mengetahui jenis-jenis perubahan wujud zat.
d.
Untuk
mengetahui konsentarsi dari suatu larutan.
B. Kajian
Teori
Campuran adalah suatu materi yang
terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat asalnya. Campuran
dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran
homogenn
adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat tercampur di dalamnya. Dalam
larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter 1 mm sehingga partikel zat terlarut tidak
dapat dilihat walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu, larutan
terlihat homogen (serba sama) artinya bahwa zat yang terlarut dan pelarut dalam
larutan tersebut dapat dibedakan. Campuran heterogen adalah campuran yang dapat
dibedakan zat-zat tercampur di dalamnya. Campuran heterogen terjadi karena zat
yang tidak dapat bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat
dikenali zat penyusunnya (Widodo, 2016).
Perubahan fisika adalah perubahan materi
yang tidak disertai dengan pembentukan zat yang jenisnya baru. Contoh,
pencampuran gula kedalam air membentuk larutan gula. Secara fisik gula berubah
dari bentuk padat menjadi bentuk yang terlarut di dalam air, tetapi sifat-sifat
gula masih tampak dalam larutan itu, misalnya rasa manis masih ada, baik dalam
wujud padat maupun dalam bentuk terlarut dalam air. Suatu perubahan materi yang
menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda dari zat semula dinamakan perubahan
kimia (reaksi kimia). Misalnya pembakaran kayu, jika kayu dibakar akan
menghasilkan arang kayu. Jika dibandingkan antara arang kayu dan kayu, keduanya
memiliki jenis dan sifat yang berbeda, karena itu pembakaran kayu bukan
perubahan fisika, tetapi tergolong perubahan kimia (Yaniar, 2011).
Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya
dapat berbeda. Misalnya dua buah larutan garam yang pelarutnya sama-sama satu
liter, sedangkan jumlah garam terlarut berbeda. Dari dua larutan tersebut orang
lain tidak bisa mengetahui secara langsung berapa garam yang tekandung di dalamnya.
Sebagai informasi mengenai jumlah realtif solut dan sovent dalam larutan digunakan
istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi Larutan adalah Jumlah zat terlarut
dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu
label larutan, agar larutan tersebut bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya Konsentrasi
larutan merupakan parameter yang menyatakan komposisi atau perbandingan
kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut. Ada beberapa cara untuk
menyatakan secara kuantitatif komposisi suatu larutan, antara lain :
1. Persen
2. Part per
million ( ppm) atau bagian per juta (bpj)
3. Molaritas
4. Molalitas
5. Normalitas
6. Fraksi mol
Suatu
konsentrasi larutan dapat dinyatakan sebagai persentasi zat terlarut dalam
larutan. Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan dalam persen,
yaitu :
Sebutan
|
Lambang
|
Defenisi
|
Persen
massa
|
%
b/b
|
|
Persen
Volume
|
%
v/v
|
|
Persen
massa-volume
|
%
b/v
|
(Mukhlis,
2010).
Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui,
zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa
saling menetralkan. Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan
asam dan basa berdasarkan sifat larutan airnya. Larutan asam mempunyai rasa
asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain).
Sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti
bersabun). Namun demikian, tidak dianjurkan mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi
karena berbahaya. Asam dan basa dapat dikenali menggunakan indikator asam basa,
misalnya lakmus merah dan lakmus biru. Larutan asam mengubah lakmus biru
menjadi merah, sebaliknya larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru.
Larutan yang tidak mengubah warna lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru,
disebut bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Air murni bersifat netral.
Tabel
1 Warna kertas lakmus merah dan biru dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral
Jenis kertas lakmus
|
Dalam larutan yang bersifat
|
||
Asam
|
Basa
|
Netral
|
|
Lakmus
merah
|
Merah
|
Biru
|
merah
|
Lakmus
biru
|
Merah
|
Biru
|
biru
|
Sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 1, lakmus merah memberi warna yang sama dalam larutan yang
bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat netral. Oleh karena itu, untuk menunjukkan larutan asam harus menggunakan lakmus
biru. Larutan yang bersifat asam mengubah
lakmus biru menjadi merah. Sebaliknya, untuk menunjukkan larutan bersifat
basa, harus menggunakan lakmus merah (Andian, 2008).
C. Metode Praktikum
1.
Alat dan Bahan
a.
Campuran Homogen dan Heterogen
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan campuran homogen dan heterogen dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Percobaan Campuran
Homogen dan Heterogen
No.
|
Nama Bahan
|
fungsi
|
1
|
Gula
|
Sebagai zat terlarut
|
2
|
Pasir
|
Sebagai zat terlarut
|
3
|
Air
|
Sebagai zat pelarut
|
4
|
Gelas
|
Sebagai wadah larutan
|
b.
Larutan Asam dan Basa
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan larutan asam dan basa dapat dilihat
pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Percobaan Larutan
Asam dan Basa
No
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Jeruk
|
Sebagai zat terlarut yang akan diuji
sifatnya
|
2
|
Sabun
|
Sebagai zat terlarut yang akan diuji
sifatnya
|
3
|
Garam
|
Sebagai zat terlarut yang akan diuji
sifatnya
|
4
|
Soda Kue
|
Sebagai zat terlarut yang akan diuji
sifatnya
|
5
|
Air
|
Sebagai zat pelarut
|
6
|
Gelas
|
Sebagai wadah larutan
|
7
|
Kertas Lakmus Merah dan biru
|
Sebagai penguji sifat asam dan basa
|
c.
Konsentrasi Larutan
Alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan konsentrasi larutan dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut.
Tabel 3.3 Alat dan Bahan Percobaan Konsentrasi Larutan
No.
|
Nama
Alat/Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Garam
|
Sebagai zat terlarut yang akan diuji konsentrasinya.
|
2
|
Air
|
Sebagai pelarut
|
3
|
Gelas
|
Sebagai wadah larutan
|
4
|
Salt meter
|
Sebagai pengukur konsentrasi larutan
|
d.
Jenis
Perubahan Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan jenis
perubahan materi dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Alat dan Bahan Percobaan Jenis Perubahan Materi
No.
|
Nama Alat/Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Kertas
|
Sebagai
zat padat
|
2
|
Air
|
Sebagai
zat cair
|
3
|
Gula
|
Sebagai
zat padat
|
4
|
Lilin
|
Sebagai
zat padat
|
5
|
Es batu
|
Sebagai
zat padat
|
2.
Prosedur Kerja
a.
Campuran Homogen dan Heterogen
Prosedur
kerja pada percobaan campuran homogen dan heterogen adalah sebagai berikut :
1)
Memasukkan satu sendok gula kedalam segelas air. Aduk hingga rata dan beri
label gelas X.
2)
Memasukkan satu sendok pasir ke dalam segelas air. Dauk dan beri label
gelas Y.
3)
Melakukan pengamatan pada gelas X. Apakah masih dapat dibedakan anatar air
dan gula dalam larutan gula tersebut? Jelaskan hasil pengamatanmu.
4)
Melakukan pengamatan pada gelas Y, apakah masih dapat dibedakan
antara air dan pasir tersebut ? jelaskan hasil pengamatanmu.
5)
Mencatat hasil pengamatan, membandingkan anatar gelas X dan gelas Y.
6)
Melakukan diskusi dengan teman kelompokmu. Kemudian membuat kesimpulan dari
hasil diskusi.
b.
Larutan Asam dan Basa
Prosedur
kerja pada percobaan larutan asam dan larutan basa adalah sebagai berikut :
1)
Membuat air perasan jeruk, larutan sabun, larutan garam dan larutan soda
kue.
2)
Menuang setiap larutan ke dalam gelas.
3)
Menuang setiap larutan kedalam gelas yang berbeda
4)
Menguji semua larutan dengan keras lakmus merah dan biru.
5)
Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kertas lakmus.
c.
Konsentrasi Larutan
Prosedur
kerja pada percobaan konsentrasi larutan adalah sebagai berikut :
1)
Menyiapkan alat dan bahan
2)
Menyiapkan tiga gelas dan masing-masing gelas di isi air dengan volume
sebanyak 100 mL.
3)
Menaruh garam sebanyak 1 senok kedalam gelas pertama, dua sendok garam
utnuk gelas kedua dan tiga sendok garam untuk gelas ketiga
4)
Mengukur konsentrasi larutan garam pada masing-masing gelas dengan
menggunakan salt meter.
5)
Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
d.
Jenis
Perubahan Materi
Prosedur
kerja pada percobaan jenis perubahan materi adalah sebagai berikut :
1)
Menyiapkan alat dan bahan
2)
Membakar kertas dan mengamati perubahan wujudnya
3)
Menggunting kertas dan mengamati perubahan wujudnya
4)
Mengaduk air dan gula kemudian mengamati perubahan wujudnya
5)
Memanaskan gula dan mengamati perubahan wujudnya
6)
Membakar lilin dan mengamati perubahan wujudnya
7)
Mendiamkan es batu dan mengamati peruabahn wujudnya
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a)
Campuran Homogen dan Heterogen
Data
pengamatan percobaan campuran homogen dan heterogen dapat dilihat pada tabel
3.5 berikut.
Tabel 3.5 Data Pengamatan Percobaan Campuran
Homogen dan Heterogen
Jenis Larutan
|
Homogen
|
Heterogen
|
Larutan garam
|
Ya
|
Tidak
|
Larutan pasir
|
Tidak
|
Ya
|
b)
Larutan Asam dan Basa
Data
pengamatan percobaan larutan asam dan basa dapat dilihat pada tabel 3.6
berikut.
Tabel 3.6 Data Pengamatan Percobaan Larutan
Asam dan Basa
Jenis Larutan
|
Lakmus Merah
|
Lakmus
Biru
|
Sifat Larutan
|
Larutan garam
|
Merah
|
Biru
|
Garam netral
|
Larutan jeruk
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
Larutan soda kue
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
Larutan sabun
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
c)
Konsentrasi Larutan
Data
pengamatan percobaan konsentarsi larutan dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Data
Pengamatan Konsentrasi Larutan Garam secara Praktek
No.
|
Jumlah Garam
|
Volume Air (L)
|
Presentase
|
1
|
1 sendok
|
0.1 L
|
4.78 %
|
2
|
2 sendok
|
0.1 L
|
8.38 %
|
3
|
3 sendok
|
0.1 L
|
9.74
|
Tabel 3.8 Data
Pengamatan Konsentrasi Larutan Garam secara Teori
No.
|
Jumlah Garam
|
Volume Air (L)
|
Massa
Garam (gram)
|
1
|
1 sendok
|
0.1
|
3,73
|
2
|
2 sendok
|
0.1
|
7,10
|
3
|
3 sendok
|
0.1
|
10,70
|
d)
Jenis
Perubahan Materi
Data
pengamatan percobaan jenis perubahan materi dapat dilihat pada tabel 3.8
berikut.
Tabel 3.8 Data Pengamatan Jenis Perubahan
Materi
No.
|
Perlakuan
|
Wujud Awal
|
Wujud Akhir
|
1
|
Dibakar
|
Kertas
|
Abu
|
2
|
Digunting
|
Kertas
|
Kertas
|
3
|
Diaduk
|
Air dan garam
|
Larutan garam
|
4
|
Dipanaskan
|
Gula
|
Cairan gula
|
5
|
Dibakar
|
Lilin
|
Mencair dan memadat kembali
|
6
|
Di diamkan
|
Es batu
|
Air
|
2.
Analisis Data
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada
tabel berikut.
No.
|
Jumlah Garam
|
Volume Air (mL)
|
Massa Garam (gram)
|
Konsentrasi
Larutan (%)
|
1
|
2 sendok
|
100
|
7,10
|
7,10
|
2
|
3 sendok
|
100
|
10,70
|
10,70
|
3.
Pembahasan
Pada
percobaan campuran homogen dan heterogen, berdasarkan hasil pengamatan campuran
garam merupakan larutan homogen sedangkan campuran pasir merupakan larutan
heterogen. Campuran garam dikatakan sebagai larutan homogen karena dalam campuran garam tersebut tidak dapat lagi dibedakan zat-
zat yang tercampur di dalamnya dimana padatan garam tidak terlihat sehingga
tidak dapat dibedakan dengan zat pelarutnya. Sedangkan campuran pasir dikatakan
sebagai larutan heterogen karena dalam campuran pasir tersebut masih dapat
dibedakan zat- zat yang tercampur di dalamnya dimana pasir masih terlihat
sehingga dapat dibedakan dengan zat pelarutnya. Sehingga secara kasat mata
campuran homogen dan campuran heterogen dapat ditentukan dengan melihat
terlarutnya zat terlarut dalam zat pelarut.
Pada percobaan larutan asam basa dilakukan 4 perlakuan.
Perlakuan pertama yaitu pembuatan larutan garam, perlakuan kedua yaitu
pembuatan larutan jeruk, Perlakuan ketiga yaitu pembuatan larutan soda kue,
Perlakuan keempat yaitu pembuatan larutan sabun. Larutan-larutan tersebut akan
diuji sifatnya apakah termasuk asam, basa atau garam dengan menggunakan kertas
lakmus merah dan kertas lakmus biru yang merupakan salah satu
jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair dimana
indikator ini berfungsi untuk membedakan asam dan basa dengan cara perubahan
warna. Warna kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam,
sementara warna kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa. Berdasarkan
hasil pengamatan ketika larutan garam diuji dengan kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru, kedua kertas tersebut tidak mengalami perubahan
warna karena garam terbentuk dari reaksi asam dan basa atau reaksi netralisasi
yang memiliki pH 7. Untuk larutan jeruk merupakan larutan
asam karena ketika diuji dengan lakmus biru berubah menjadi merah. Sedangkan
untuk larutan soda kue dan larutan sabun kedunya merupakan larutan basa karena
ketika diuji dengan kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
Konsentrasi larutan merupakan salah satu besaran yang digunakan untuk
menggambarkan banyaknya zat pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan. Dengan
menggunakan saltmeter sebagai alat
pengukur konsentrasi garam didapatkan konsentrasi larutan pada gelas pertama 4,78
%, konsentrasi larutan pada gelas kedua 8,38 % dan untuk konsentrasi larutan
pada gelas ketiga yaitu 9,74 %. Sedangkan secara teori, diperoleh konsentrasi
larutan garam masing-masing sebesar 3,73%, 7,10%, dan 10,70%. Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh, konsentrasi larutan garam secara praktik dan
teori berbeda walaupun jumlah garam dan volume air yang digunakan sama. Hal ini
dikarenakan adanya kerusakan pada alat
saltmeter yang digunakan sehingga tidak memberikan data yang akurat. Dari
hasil pengamatn tersebut dapat dipahami bahwa konsentrasi larutan berbanding
lurus dengan massa zat terlarutnya dimana semakin banyak jumlah garam yang
dimasukkan maka konsentrasi larutannya akan semakin besar.
Percobaan pada perubahan materi, perlakuan pertama yaitu
pembakaran kertas yang mengalami perubahan wujud dari kertas menjadi abu.
Perlakuan kedua yaitu pengguntingan kertas dimana cara ini tidak menyebabkan
suatu materi mengalami perubahan wujud, karena perubahan materi dapat terjadi
karena pengaruh suhu atau tekanan. Perlakuan kedua yaitu pengadukan air dan
garam yang berubah wujud menjadi suatu larutan dimana garam sudah tidak dapat
dibedakan dalam larutan tersebut. Perlakuan ketiga yaitu memanaskan
gula, yang menyebabkan gula tersebut menjadi cair. Sama dengan perlakuan ketiga
pada perlakuan keempat ini yaitu pembakaran lilin menyebabkan lilin mencair.
Begitu pula es batu yang didiamkan akan menyebabkan suhunya menurun sehingga akan
mencair. Dari 6 perlakuan tersebut dapat dibedakan perubahan materi yang
terjadi secara fisika maupun kimia. Perubahan materi secara fisika yaitu
pengguntingan kertas pemanasan gula, pembakaran
lilin, dan pendiaman es batu. Dikatakan sebagai perubahan materi
secara fisika karena perubahan-perubahan tersebut tidak menghasilkan zat baru.
Pengguntingan kertas tetap menjadi kertas, pemanasan gula dan pembakaran lilin
meskipun berubah wujud menjadi cair tetapi akan tetap kembali menjadi gula dan
lilin ketika suhunya diturunkan. Begitupun juga dengan es batu yang
mencair akan berubah menjadi es lagi ketika suhunya diturunkan. Perubahan
materi secara kimia yaitu pembakaran kertas dan pengadukan air dan garam.
Dikatakan sebagai perubahan materi secara kimia karena telah menghasilkan zat
baru dimana kertas yang dibakar menjadi abu yang tidak akan kembali menjadi
kertas.
Daftar lengkap disini.!
Daftar lengkap disini.!
Comments
Post a Comment