LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA ANALITIK TENTANG MOMEN KELEMBAMAN
MOMEN
KELEMBAMAN
A.
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
mendengar kata “Momen inersia”. Momen inersia ini tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia. Setiap benda memiliki momen inersia tertentu bahkan
manusiapun memiliki momen inersia yang berbeda-beda.
Momen inersia adalah ukuran resistansi
atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen
inersia bergantung pada distribusi masa benda relatif terhadap sumbu rotasi
benda. Momen inersia adalah sifat benda dan sumbu rotasi, seperti massa yang
merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam
gerak translasi (Tipler, 2001).
Momen inersia beberapa benda seperti
persegi panjang, piringan, papan segitiga bola dan beberapa benda lain memiliki
momen inersia yang berbeda-beda. Hal inilah yang menjadi alasan pentingnya
dilakukan praktikum yang berjudul “Momen Kelembaman”.
2.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
praktikum momen kelembaman yaitu agar dapat menentukan momen inersia beberapa
benda tegar.
B.
Kajian
Teori
Momen
inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap
perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia bergantung pada distribusi massa
benda relatif terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda
(dan sumbu rotasi), seperti massa yang merupakan sifat benda yang mengukur
kelembamanya terhadap perubahan dalam gerak translasi (Tipler,2001).
Pada
momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusia pun memiliki momen
inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagi bentuk benda,
pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada penentuan momen inersia
bentuk benda tertentu seperti bola silinder pejal, plat segiempat atau bentuk
lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk
tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk tidak beraturan ini tidak bias
dihitung jari-jarinya sehingga terdapat istilah jari-jari girasi (Giancoli,2001).
Jika
benda terdiri atas satu partikel, kita dapat menghitung inersia rotasinya terhadap
sumbu yang diberikan persamaan yaitu :
……………………………………………………..(2.1)
Artinya kita dapat menentukan perkalian
untuk
masing-masing pertikel dan kemudian
menjumlahkan perkalian tersebut. Ingatlah bahwa r adalah jarak tegak lurus partikel
dari sumbu rotasi yang diberikan (Halliday, 2010).
Benda tegar adalah sistem partikel yang mana posisi relatif
partikel-partikel satu dengan yang lainnya didalam sistem dianggap tetap.
Akibatnya ketika benda berotasi terhadap suatu sumbu tetap, maka jarak setiap
partikel dalam sistem terhadap sumbu rotasi akan selalu sama (Mirza,2011).
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada
porosnya. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat
rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk
tertentuk seperti bentuk bola pejal, silender pejal, plat segi empat atau
bentuk yang lain cenderung lebih mudah benda yang memiliki bentuk yang tidak
sempurna atau tidak beraturan (Anonim, 2013).
C.
Metode
Praktikum
1.
Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan momen kelembaman dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Alat dan Bahan
Percobaan Momen Kelembaman
No.
|
Alat dan bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Momen
inersia apparatus
|
Untuk
memberikan simpangan pada benda.
|
2
|
Benda
tegar (bola pejal, silinder pejal, krucut, piringan)
|
Sebagai
objek pengamatan
|
3
|
Timer counter
|
Untuk
menghitung waktu rotasi
|
4
|
Neraca
digital
|
Untuk
mengukur massa benda
|
5
|
Mistar
|
Untuk
mengukur diameter
|
6
|
Mikrometer
|
Untuk
mengukur diameter bola
|
2.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada percobaab momen
kelembaman yaitu :
a) Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan seperti pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar
2.1
Alat dan Bahan Percobaan Momen Kelembaman
b) Meletakkan
salah satu benda tegar diatas alat momen inersia apparatus.
c) Memberi
simpangan sebesar
.
d) Mengukur
waktu yang dibutuhkan benda untuk berosilasi.
e) Mengulangi
langkah (b) sampai (d) dengan benda tegar yang
Berbeda
f) Mencatat
hasil pengamatan didalam tabel pengamatan.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
a. Data
pengamatan
Adapun
data pengamatan percobaan momen kelembaman dapat dilihat pada Tabel 2.2
berikut.
Tabel 2.2 Data Pengamatan
Percobaan Momen Kelembaman
NO
|
Benda Tegar
|
Simpangan
(0)
|
Jari-jari
|
Massa
|
Periode
|
1.
|
Bola pejal
|
300
|
0,05275
|
0,61755
|
0,0833
|
2.
|
Silinder pejal
|
300
|
0,04
|
0,49325
|
0,0895
|
3.
|
Kerucut pejal
|
300
|
0,07
|
0,3952
|
0,0759
|
4.
|
Piringan
|
300
|
0,09
|
0,021
|
0,1953
|
b. Analisis
Data
1. Menentukan
Momen Inersia Secara Teori
Ø Bola
pejal
Ø Silinder
pejal
Ø Kerucut
pejal
Ø Piringan
2. Menentukan
Momen Inersia Secara Praktek
Ø Bola
pejal
Ø Silinder
pejal
Ø Kerucut
pejal
Ø Piringan
pejal
2.
Pembahasan
Momen kelembaman adalah ukuran resistansi
atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen
inersia atau kelembaman tergantung pada distribusi massa benda relatif terhadap
sumbu rotasi benda, bentuk benda, pusat rotasi dan jari-jari rotasi benda.
Pada percobaan ini menggunakan empat
bentuk benda tegar yaitu bola pejal, silinder pejal, kerucut pejal dan
piringan, dengan diberikan simpangan sebesar 300º, jari-jari masing-masing benda
berturut turut yaitu 0,05275 m, 0,04 m 0,07 m, 0,09 m dan massa masing-masing
bendsa berturut-turut yaitu 0,61755 kg, 0,49325 kg, 0,3952 kg, 0,521 kg.
diperoleh besarnya periode masing-masing benda tegar berturut-turut yaitu
0,0833 s, 0,0895 s, 0,07596 s.
Pada penentuan momen kelembaman secara
teori untuk bola pejal, selinder pejal, kerucut pejal dan piringan diperoleh
momen inersia untuk masing-masing benda secara berturut-turut yaitu 0,000687
, 0,000395
, 0,0003581
dan 0,00211
. Sedangkan pada percobaann penentuan
momen kelembaman secara praktek untuk bola pejal, selinder pejal, kerucut pejal
dan piringan diperoleh momen inersia untuk masing-masing benda secara
berturut-turut yaitu 0,000176
, 0,000123
, 0,000125
dan 0,001395
.
Dari
data yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai momen kelembaman secara teori dan
secara praktek berbeda. Hal ini disebabkan karena momen kelembaman secara teori
dipengaruhi oleh massa dan jari-jari. Sedangkan momen kelembaman secara praktek
dipengaruhi oleh besar simpangan, percepatan gravitasi bumi, massa benda,
jari-jari dan waktu.
Comments
Post a Comment