Percobaan Archimedes
PERCOBAAN
ARCHIMEDES
A.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Archimedes
dikenal sebagai seorang ilmuwan yang berasal dari Yunani. Ia menemukan hukum
tentang prinsip pengapungan di atas benda cair yang dikenal sebagai Hukum
Archimedes. Hukum Archimedes ini berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas
suatu benda jika dimasukkan ke dalam air.
Ketika
berjalan di dalam air, maka langkah akan semakin berat dibandingkan ketika
berjalan di tempat biasa. Gejala ini disebabkan adanya tekanan dari zat cair
kepada kaki yang tercelup ke dalam zat cair tersebut. Selain itu juga, sebagai
contoh lain yaitu benda yang berada di dalam air akan terasa lebih ringan
ketika diangkat dibandingkan ketika benda tersebut berada di udara atau di luar
zat cair. Hal ini menunjukkan bahwa berat benda menjadi berkurang ketika berada
di dalam zat cair.
Telaah
yang dilakukan oleh Tipler pada tahun 1991 dalam bukunya Physics for Sciense and Engineers (third edition) menyatakan bahwa
dari prinsip Archimedes sebuah benda akan mengapung jika kerapatan benda lebih
kecil daripada kerapatan fluida maka gaya apung lebih besar dari berat benda
dan benda akan dipercepat ke atas permukaan fluida kecuali ditahan. Untuk mengetahui
lebih jauh lagi tentang peristiwa terapungnya benda dalam fluida maka dilakukanlah
praktikum ini.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari percobaan Archimedes ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk
menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan di dalam zat cair (fluida)
b. Untuk
menyelidiki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
B.
KAJIAN
PUSTAKA
Salah satu hukum hidrostatika adalah prinsip Archimedes yang
mengatakan bahwa setiap benda yang berada di dalam suatu fluida maka benda itu
akan mengalami gaya ke atas yang disebut gaya apung. Sebesar zat cair yag
dipindahkannya. Hal ini dapat diturunkan dari hukum Newton. Tinjau dari sebuah
balok yang berada dalam zat cair seperti gambar 6.1
Gambar 6.1 Penerapan Hukum Archimedes
Gaya
ke atas oleh zat cair pada balok adalah sama dengan
F = A (po + g z) ………………..……………(6.1)
Sedangkan
gaya ke bawah adalah gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida pada bagian atas
ditambah dengan gaya berat sebesar
F = A (po + g z)..…………………..………...(6.2)
Total
gayanya menjadi
Ftotal = F – F’ = Ag (z – z’)
…………..………(6.3)
Suku pertama adalah gaya Archimedes FA
yang menyatakan berat zat cair yang dipindahkan oleh balok dengan gaya berat
benda W = ’gv, dengan ,
adalah rapat massa benda (Anonim, 2015).
Seorang fisika bernama Archimedes mempelajari
hal ini dengan memasukkan dirinya pada bak mandi. Ternyata, ia memperoleh hasil
yakni beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini disebut gaya
apung atau gaya keatas (Fa). Gaya apung sama dengan berat benda di udara
dikurangi dengan berat benda di dalam air (Putra, 2014).
Hukum Archimedes tidak hanya
berlaku pada zat cair, tetapi juga berlaku pada gas (udara). Sebagai contohnya
naiknya balon udara. Secara umum hukum Archimedes dirumuskan ρgV. Persamaan ini
diperoleh dari menurunkan persamaan hidrostatis (Purwanto, 2007).
Benda seharusnya atau sebagian
tenggelam dalam fluida mengalami gaya apung sebesar berat fluida yang
dipindahkan. Gaya apung ini dianggap bekerja dalam arah vertikal ke atas dan
melalui titik pusat gravitasi fluida yang dipindahkan. Gaya apung sama dengan
berat fluida yang dipindahkan. Gaya apung pada sebuah benda dengan volume
V yang keseluruhannya dicelupkan dalam
zat alir (fluida) dengan massa jenis benda ρf adalah ρf
Vg dan berat benda adalah Vg, adalah massa jenis benda (Bueche, 2000).
Tekanan pada setiap bagian permukaan benda
sudah tentu tidak bergantung pada bahan benda. Fluida ini akan mengalami
tekanan-tekanan yang bekerja pada benda yang yang tercelup tersebut dan akan
berada dalam keadaan diam. Maka gaya resultan, yang mengarah ke atas pada benda
tersebut akan menyamai beratnya dan akan bekerja secara vertikal yang arahya ke
atas melalui pusat gravitasinya (Halliday, 1985).
C.
METODE
PRATIKUM
1.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 6.1
berikut.
Tabel
6.1 Alat dan Bahan Percobaan Archimedes
No
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1
|
1
set statif
|
Sebagai
penyangga
|
2
|
Balok
Pendukung
|
Untuk
tempat tuas dan jepit penahan
|
3
|
Beban
|
Sebagai
objek pengamatan
|
4
|
Dinamometer
(1,5)
|
Untuk
mengukur berat beban
|
5
|
Wadah
Air
|
Untuk
menyimpan air
|
6
|
Silinder
ukur
|
Untuk
menampung air yang tumpah
|
7
|
Air
|
Sebagai
Fluida
|
8
|
Tabung
Pancuran
|
Sebagai
tempat pancuran
|
9
|
Neraca
Analitik
|
Untuk
mengukur massa air
|
10
|
Jepit
Penahan
|
Untuk
menggantungkan dynamometer
|
11
|
Tuas
|
Untuk
menyeimbangkan beban
|
2.
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a) Prosedur
kerja pertama
1) Merakit
alat seperti pada gambar 6.1 di bawah ini
Gambar 6.1
Rangkaian pengamatan berat benda di udara dan di fluida
2) Mengisi
air pada wadah A sampai penuh. Kemudian menyeimbangkan dengan beban yang telah
yang telah disediakan pada wadah B.
3) Mencatat
massa beban yang dimasukkan pada wadah B.
4) Memasukkan
beban pada wadah A dan mencatat bagaimana keadaan timbangan setelah beban
dimasukkan.
5) Menimbang
tumpahan air pada wadah dan mencatat hasil timbangannya.
b) Prosedur
kerja kedua
1) Mencatat
berat beban di udara yang ditunjukkan oleh skala dinamometer, misalkan sebesar
W0.
2) Menuangkan
air dari wadah air ke dalam tabung
pancuran sampai ada sedikit air yang ditumpahkan ke silinder ukur lewat pipa
tabung berpancuran. Setelah air tak menetes lagi. Menimbang dan mencatat massa
silinder ukur yang telah berisi air, misalkan m0.
3) Menempatkan
kembali silinder ukur dibawah pipa tabung berpancuran. Menurunkan beban
sehingga beban seluruhnya terendam ke dalam air dan membiarkan air dari tabung
mengalir ke silinder ukur.
4) Setelah
tidak ada lagi air yang menetes, mengamati dan mencatat penunjukkan skala
dinamometer tentang berat benda setelah dipengaruhi air, misalkan W1
. Menimbang dan mencatat pula massa silinder ukur ditambah air tumpahan,
misalkan m1.
5) Mengulangi
langkah (1) dan (4) untuk 2 beban dan 3 beban.
6) Melengkapi
seluruh isian tabel.
D.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Pengamatan
a. Data
pengamatan
Data pengamatan pada percobaan Archimedes dapat di
lihat pada Tabel 6.2 berikut.
Tabel 6.2 Data Pengamatan
Percobaan Archimedes
No
|
Jumlah Beban
|
1 Buah
|
2 Buah
|
3 Buah
|
1
|
Berat benda di
udara (Wo)
|
0,5
N
|
1
N
|
1,5
N
|
2
|
Berat beban saat
di dalam air (Wu)
|
0,4
N
|
0,9
N
|
1,4
N
|
3
|
Massa (silinder
ukur + air awal) (M0)
|
0,04109
Kg
|
0,04104
Kg
|
0,04189
Kg
|
4
|
Massa (silinder
ukur + air akhir) (M1)
|
0,04961
Kg
|
0,0571
Kg
|
0,06501
Kg
|
b. Analisis
data
Berikut adalah analisis data
percobaan Archimedes, yaitu :
1) Gaya
ke atas oleh air (Fa)
a) Satu
buah benda
b) Dua
buah benda
c) Tiga
buah benda
2) Massa
air yang dipindahkan (ma)
a) Satu
buah benda
b) Dua
buah benda
c) Tiga
buah benda
Berat benda y
5) ang dipindahkan (Wa)
a) Satu
buah benda
b) Dua
buah benda
c) Tiga
buah benda
2.
Pembahasan
Setelah
melakukan percobaan dan berdasarkan hasil yang diperoleh, sebuah benda yang
telah diukur berat awalnya di udara, kemudian digantungkan pada dinamometer
yang digantungkan pada tuas. Dalam keadaan tuas setimbang, beban kemudian
dimasukkan ke dalam tabung pancuran berisi air. Hal yang terjadi adalah posisi
tuas yang tadinya setimbang mengalami perubahan. Posisi tuas bergeser ke atas
dari posisi setimbangnya, yang berarti bahwa berat benda ketika dimasukkan ke
dalam tabung pancuran sudah tidak sama dengan berat benda di udara, sebelum
dimasukkan ke dalam tabung pancuran berisi air. Untuk menyelidiki perbedaan
berat benda di udara dan di dalam fluida yaitu benda yang berada di udara lebih
berat daripada ketika berada di dalam fluida. Hal ini karena berat benda di
udara dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Sedangkan berat benda di dalam fluida
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya apung sehingga memberi gaya ke atas
terhadap benda tersebut. Inilah yang menyebabkan berat benda berkurang didalam
fluida.
Hasil
pengamatan kedua, untuk 1 buah benda, 2 buah benda, dan 3 buah benda yaitu 0,5
N, 1 N, dan 1,5 N. Sedangkan berat benda di dalam fluida yaitu 0,4 N, 0,9 N,
1,4 N. Dengan massa awal air untuk 1 buah benda, 2 buah benda, dan 3 buah benda
berturut-turut yaitu 0,04109 kg, 0,04104 kg, dan 0,04189 kg . Dan massa
akhirnya secara berturut-turut yaitu 0,04961 kg, 0,0571 kg, dan 0,06501.
Berdasarkan data-data tersebut diperoleh gaya keatas yang sama yakni 0,1 N
untuk 1 buah benda, 2 buah benda dan 3 buah benda. Massa air yang dipindahkan
diperoleh hasil secara berturut-turut yakni 0,083496 N, 0,157358 N, dan 0,226576
N.
Berdasarkan
analisis data diperoleh kesimpulan dari hubungan gaya keatas dengan berat zat
cair yang dipindahkan yaitu pada 1 buah benda dan 2 buah benda sudah sama
besarnya. Namun, pada 3 buah benda diperoleh hasil yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kurang telitinya praktikan. Walaupun demikian, tetapi sudah
mendekati dan dapat dikatakan bahwa percobaan yang kami lakukan sesuai dengan
teori hukum Archimedes yang menyatakan bahwa benda yang
berada di dalam suatu fluida akan mengalami gaya ke atas yang disebut gaya
apung sebesar berat benda yang dipindahkannya.
E.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
pada percobaan Archimedes adalah.
a. Berat
benda diudara dengan didalam fluida berbeda, setiap benda yang berada didalam
zat cair (fluida) akan lebih ringan dibandingkan dengan berat benda diudara.
Karena di dalam fuida terdapat gaya apung dan gaya gravitasi yang arahnya
berlawanan sehingga menyebabkan benda terasa ringan.
b. Hubungan
gaya ke atas dengan berat zat cair yang diberikan oleh zat cair terhadap suatu
benda sama besar dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda, dalam hal
ini gaya ke atas sebanding dengan berat zat cair.
2. Saran
Saran
yang dapat saya ajukan pada praktikum ini, yaitu :
a. Untuk
pengelola laboratorium, agar mengganti alat-alat yang telah rusak.
b. Untuk
asisten pembimbing, cara menjelaskannya sudah bagus, tetapi sebaiknya
ditingkatkan lagi.
c. Untuk
teman-teman praktikan, agar tetap tenang dalam pelaksanaan praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2015. Fisika Dasar 1.Universitas Halu
Oleo. Kendari.
Bueche.
2000. Fisika Dasar. Pakar Raya. Jakarta.
Halliday,
David dan Resnik, Robert.1985. Fisika
Jilid I Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Purwanto.
2007. Bahan Ajar Fisika Universitas. ITB.
Bandung.
Putra,
Gutami. 2014. Perancang dan Penerapan Neraca
Digital untuk Percobaan Menentukan Massa Jenis Zat Padat. UNESA. Surabaya
Comments
Post a Comment